Mazmur 84:1
Rindu kepada kediaman Allah
84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah. (84-2) Betapa disenangi tempat kediaman-Mu
1 ,
ya TUHAN semesta alam!
Mazmur 85:1
Doa mohon Israel dipulihkan
85:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur bani Korah. (85-2) Engkau telah berkenan kepada tanah-Mu, ya TUHAN, telah memulihkan keadaan
Yakub.
Mazmur 88:1
Doa pada waktu sakit payah
88:1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mahalat Leanot. Nyanyian pengajaran Heman, orang Ezrahi. (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku,
siang hari aku berseru-seru,
pada waktu malam aku menghadap Engkau
2 .
1 Full Life: BETAPA DISENANGI TEMPAT KEDIAMAN-MU.
Nas : Mazm 84:2-13
Mazmur ini menggambarkan orang percaya yang demikian terikat kepada
Allah sehingga melebihi segala sesuatu mereka mendambakan untuk berada di
rumah dan kehadiran Allah (bd. pasal Mazm 42:1-12). Keinginan mereka
yang terbesar ialah mengalami dekatnya Allah, menyembah Dia bersama dengan
orang percaya lainnya (ayat Mazm 84:11) dan menerima berkat-berkat-Nya
(lihat cat. --> Mazm 84:5).
[atau ref. Mazm 84:5]
2 Full Life: SIANG HARI AKU BERSERU-SERU, PADA WAKTU MALAM AKU MENGHADAP ENGKAU
Nas : Mazm 88:2-19
(versi Inggris NIV -- Siang dan malam aku berseru-seru). Beberapa
kalangan beranggapan bahwa ini merupakan mazmur yang tersedih. Penggubahnya
telah banyak menderita (ayat Mazm 88:4), mungkin dia seorang penderita
kusta (bd. ayat Mazm 88:9). Ia merasa ajalnya sudah dekat dan bahwa
Allah telah menolaknya (ayat Mazm 88:8,15,17-19). Ia telah berseru siang
dan malam kepada Allah, tetapi tampaknya tidak dijawab (ayat
Mazm 88:2-3,14). Ia patah hati dan hampir tidak ada harapan lagi. Namun
dengan iman ia tidak mau melepaskan Allah; ia mengaku bahwa Tuhan tetaplah
Allah yang menyelamatkan dirinya (ayat Mazm 88:2).
- 1) Pengalaman pemazmur sangat mirip dengan pengalaman Ayub, walaupun di
dalam kasus ini tidak diberi tahu alasan di balik penderitaannya dan
diamnya Allah.
- 2) Mazmur ini menyatakan bahwa Allah kadang-kadang mengizinkan
saat-saat kesusahan dan putus asa di dalam kehidupan orang percaya.
Sungguh merupakan pengalaman yang suram bila tidak ada alasan yang jelas
untuk persoalan-persoalan kita dan bila Allah terasa jauh sekali.
Sepanjang penderitaan semacam itu ada unsur misteri yang baru tersingkap
waktu kita bersama Allah di sorga. Sementara itu, baik iman kepada Allah
sebagai Dia yang menyelamatkan kita maupun hubungan yang benar dengan
Dia adalah penting untuk mengatasi penderitaan itu. Kita tidak boleh
lupa bahwa pada akhirnya "baik maut maupun hidup ... baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang ... tidak akan dapat memisahkan kita
dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"
(Rom 8:38-39).